BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa dewasa awal
dan tengah adalah periode yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis.
Tantangan ini meliputi tuntunan kerja dan membentuk keluarga, meskipun orang
dewasa juga dapat diberi penghargaan karena kesuksesan karier mereka dan
kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi krisis seperti merawat
orang tua mereka yang telah lanjut usia. Kemungkinan kehilangan pekerjaan
dengan berubah lingkungan ekonomi dan menghadapi kebutuhan perkembangan mereka
sendiri seperti juga kebutuhan anggota keluarga mereka.
Perkembangan
kedewasaan mencakup perubahan yang teratur dan dalam karakter dan sikap
perubahan perkembangan berdasarkan karakter awal yang membantu membentuk
perilaku dan karakteristik selanjutnya. Perkembangan setiap orang,
bagaimanapun, merupakan sebuah proses yang unik (Haber et al,1992). perubahan
itu dialami oleh dewasa awal termasuk prose salami maturasi dan sosialisasi.
Dewasa awal melewati periode pergantian stabilitas dan perubahan. Selama masa
periode stabilitas, mereka membuat beberapa pilihan dan membangun struktur di
sekeliling mereka. Dalam periode perubahan, mereka mengefaluasi kembali pilihan
ini dan mempertimbangkan alternative baru (Erickson,1968,1982).
Masa dewasa awal
adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan sampai akhir 30-an(Edelman N
magle,1994). Dewasa awal kira 26% dari populasi. Selama masa dewasa awal
idividu semakin terpisah dari keluarga asal mereka, membangun tujuan karier
dalam memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau tetap
sendiri. Dewasa awal ini aktif dan harus beradaptasi dengan pengalaman baru.
Transisi menjadi ke usia pertengahan terjadi ketika orang muda menjadi sadar
bahwa perubahan dalam kemampuan reproduksi dan fisik menandakan dimulainya tahap
yang lain dalam kehidupan. Usia baya adalah waktu transisi lanjutan ketika
individu memperhitungkaan tujuan hidupnya dan menambahkan tujuan baru. Pada
tahun 1990, hamper 84 juta orang di AS berusia antara 35 dan 64, atau kira-kira
34% dari populasi AS adalah dewasa usia baya (US. Dept. Of Commerse,1992).
Seorang dikatakan
mencpai Maturitas ketika mereka
sudah menapai keseimbangan pertumbuhan psikologis, psikososial, dan kognitif.
Individu yang matur meresa nyaman dengan kemampuan, pengetahuan, dan respon
yang telah mereka kembangkan selama bertahun-tahun. Mereka melihat dunia dengan
pandangan yang luas, berdasarkan paduan penglihatan, emosi, dan imajinasi
mereka menghadapi masalah yang dapat dipecahkan tapi mengenali dan belajar
untuk hidup dengan masalah yang tidak terpecahkan
Orang-orang yang
matang terbuka untuk menerima saran dan kritik yang membangun tanpa kehilangan
kepercayaan diri. Mereka mempertimbangkan masukan dan rekomendasi orang lain
ketika membuat keputusan tetapi tidak terlalu terpengaruh atau terintimidasi
oleh orang lain. Diatas semua itu, orang yang matur berkembang dengan belajar
dari diri sendiri atau pengalaman orang lain.
Karakteristik lain
dari maturitas dikaitkan dengan komunikasi dan berperilaku interpersonal. Orang
yang matur mengakui kelebihan dan kekurangan. Dewasa matur menghadapi tugas
secara terbuka, menggunakan tekhink pembuatan keputusan untuk memecahkan
masalah dan perbuatan mereka dapat diperhitungkan dan dipertanggungjawabkan.
B.
Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Setelah melihat dan membaca makalah
ini, kami berharap agar :
a.
Semua
orang mampu melaksanakan apa yang tercantum dalam makalah ini
b.
Semua
orang mengetahui apa itu perspektif dewasa
2. Tujuan Khusu
a. Mahasiswa mampu menjelaskan apa itu
perspektif dewasa kepada orang lain
b. Mahasiswa mampu memberikan diri
mereka sebagai contoh
c. Mahasiswa mengetahui apa saja
komponen-komponen yang terkait dengan perspektif dewasa kepada orang lain
d. Mahasiswa mampu menjelaskan semua
komponen-komponen yang terkait perspektif dewasa kepada orang lain
e. Mahasiwa mampu menjelaskan proses
keperawatan pada perspektif dewasa
c.
C.
Ruang Lingkup Materi
1.
Paradigma
keperawatan
2.
Falsafah
keperawatan
3.
Teori
dewasa awal dan tengah
4.
Ciri-ciri
dewasa awal dan tengah
5.
Perkembangan
fisiologis, kognitif dan psikososial
6.
Tugas
dan tanggungjawab dewasa awal dan tengah
7.
Masalah
kesehatan dewasa awal dan tengah
8.
Proses
keperawatan dewasa awal dan tengah
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.
Dewasa
Awal
Masa perkembangan
dewasa muda atau remaja akhir ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan
segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi. Mereka
bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi. Karena itu.
Mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan kemampuannya.
Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu
ditempuh dan diikuti. Sebab dengan keberhasilan itu. Ia akan meningkatkan
harkat dan martabat hidup mereka di mata orang lain untuk itu akan dibahas
hal-hal yang mengenai pandangan beberapa teori tentang perkembangan pada masa
remaja.
B.
Falsafah
keperawatan
Merupakan
pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan
kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Hakekat manusia yang dimaksud disini
adalah manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual,
sedangkan esensinya adalah falsafah keperawatan yang meliputi :
1.
Memandang bahwa pasien sebagai
manusia yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik
kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang diberikan secara
komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari
kebutuhannya.
2.
Bentuk pelayanan keperawatan yang
diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan.
3.
Setiap orang berhak mendapatkan
perawatan tanpa memandang perbedaan suku, kepercayaan, status sosial, agama dan
ekonomi.
4.
Pelayanan keperawatan tersebut
merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan mengingat perawat
bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.
5.
Pasien adalah mitra yang selalu
aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang penerima jasa yang pasif.
C.
Paradigma keperawatan
Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang
persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan(Masterman,1970).
Paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai
tanggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan
cara pandang dasar kas dalam memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai
suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma
yaitu pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi
pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin
ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam
suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya
dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda
titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang
semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut.
(ahmad sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43).
Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara
pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi
dan memilih tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.
Penjelasan paradigma fakta sosial berasal dari pendapat
Durkheim. Fakta sosial dianggap sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide
yang menjadi obyek penyelidikan seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat
dipahami melalui kegiatan mental murni. Tetapi untuk memahaminya diperlukan
penyusunan data riil di luar pemikiran manusia. Fakta sosial ini terdiri atas
dua jenis, yaitu :
1. Bentuk
material, berupa barang sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan diobservasi,
2. Dalam
bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia
hanya muncul dalam kesadaran manusia (zamroni, 1992:24). Penjelasan paradigma definisi sosial
bersumber dari karya Weber yang konsepsinya tentang fakta sosial sangat berbeda
dengan konsep Durkheim. Weber tidak memisahkan antara struktur sosial dengan
pranata sosial karena keduanya sama-sama membantu untuk membentuk tindakan
manusia yang penuh makna (Zamroni, 1992 : 53)
D. Komponen
Paradigma Keperawatan
1. Konsep
manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu
fokus dari pelayanan keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks
paradigma keperawatan ini bersifat individu,kelompok dan masyarakat daam suatu
sistem.sistem tersebut dapat meliputi:
·
Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan
di paengaruhi oleh lingkungan baik fisik,psikologis,sosial maupun spiritual
sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan dasar.
·
sistem adaptif, manusia akan merespon terhadap
perubahan yang ada di lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif
dan maladaftif.
·
Sistem personal,interpersonal dan
social,manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan tumbuh kembang
yang berbeda.
a. Konsep
keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang
bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga
atau masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini memandang
bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk
pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan
tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.
b. Konsep
sehat sakit
Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk
pelayanan yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat sakit.
Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998)
o Sehat
merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan
o Sehat
merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi
untuk sehat
o Sehat
merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,
kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.”
o Sehat efisien dalam mengolah energi, energi
yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan disalurkan
untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.
o Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa,
apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi
status kesehatan.
o Sehat
adalah penerimaan terhadap diri.
1.
Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan
sejahtera.dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga
meliputi aspek fisik,emosi,sosial dan spiritual.maka dapat diketahui
karakteristik sehat sebenarnya adalah: pertama, memiliki kemampuan
merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia;kedua, memiliki pandangan
terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga, memiliki hidup yang
kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat, keyakinan,
dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan
informasi yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan
atau harapan yang salah. Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya
mempengaruhi perilaku sehat, maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara
positif/negatif terhadap tingkat kesehatan klien.
Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara
lain persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi
seperti demografi(misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi
terhadap keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif.
Faktor pengaruh stasus kesehatan, antara lain:
1.
Perkembagan
Status
kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa
perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.
2.
Sosial dan Kultural
Hal ini
dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang
karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan
perubahan dalam perilaku kesehatan.
3.
Pengalama Masa Lalu
Hal ini
dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada
pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk
sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.
4.
Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan
merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status
kesehatan kearah yang optimal.
5.
Keturunan
Keturunan
juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi
perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
6.
Lingkungan
Lingkungan
yang dimaksud adalah lingkungan fisik.
7.
Pelayanan
Pelayanandapat
berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status
kesehatan
2. Rentang
sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan
kematian. Tahapan proses sakit
a.
Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman
terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
b.
Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang
di alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di
rasakan pada tubuhnya.
c.
Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini
seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat
dari profesi kesehatan.
d.
Tahap penyembuhan
Tahap ini
merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan
perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
Konsep lingkungan
Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa
lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi
kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan
dampak atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan
dapat tercapai.
e.
Ciri-ciri Masa Dewasa Awal
Masa dewasa
dini adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola
kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang
dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran
sebagai suami/isteri dan peran dalam dunia kerja (berkarir).
Masa dewasa
dini dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang
dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha
untuk bias mandiri. Di bawah ini ada 10 ciri-ciri masa dewasa dini yaitu;
1. Masa Pengaturan
(settle down)
Pada masa ini
seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok,
dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang
diyakini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola
prilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama
sisa hidupnya.
2. Masa Usia
Produktif
Dinamakan
sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini adalah masa-masa yang cocok
untuk menentukan pasangan hidup, menikah, dan berproduksi/menghasilkan anak.
Pada masa ini organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan individu
baru (anak)
3. Masa Bermasalah
Masa dewasa
dini dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini dikarenakan
seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan VS
pekerjaan). Jika ia tidak bias mengatasinya maka akan menimbulkan masalah. Ada
3 faktor yang membuat masa ini begitu rumit yaitu; Pertama, individu
tersebut kurang siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya dan tidak bisa
menyesuaikan dengan babak/peran baru tersebut. Kedua, karena kurang
persiapan maka ia kaget dengan 2 peran/lebih yang harus diembannya secara
serempak. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau
siapapun dalam menyelesaikan masalah.
4. Masa Ketegangan
Emosional
Ketika
seseorang berumur duapuluhan (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya tidak
terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini
juga emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan
status dalam pekerjaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang
tua. Maka kebanyakan akan tidak terkendali dan berakhir pada stress bahkan
bunuh diri. Namun, ketika sudah berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil
dan tenang dalam emosi.
5. Masa
Keterasingan Sosial
Masa dewasa
dini adalah masa dimana seseorang mengalami “krisis isolas”, ia terisolasi atau
terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan social dibatasi karena berbagai
tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya juga menjadi
renggang. Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat
untuk maju dalam berkarir.
6. Masa Komitmen
Pada masa ini
juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai
membentuk pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen baru.
7. Masa
Ketergantungan
Pada awal masa
dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya ketergantungan pada
orang tua atau organisasi/instnasi yang mengikatnya.
8. Masa Perubahan
Nilai
Nilai yang
dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah karena
pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai dipandang
dengan kaca mata orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat meningkatkan
kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang berubah nilia-nilainya dalam
kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara
mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini juga seseorang
akan lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan.
Egosentrisme akan berubah menjadi social ketika ia sudah menikah.
9. Masa Penyesuaian
Diri dengan Hidup Baru
Ketika
seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggungjawab
karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran sebagai orang tua
dan sebagai pekerja.
10. Masa Kreatif
Dinamakan
sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa
yang diinginkan. Namun kreatifitas tergantung pada minat, potensi, dan
kesempatan.
f.
Tugas Perkembangan Masa Dewasa Dini
Pada masa
dewasa dini, banyak sekali harapan-harapan yang ditujukan masyakat pada mereka
yang memang berada pada masa ini. Banyak sekali tugas-tugas yang harus
dikembangkan, dan tingkat penguasaan tugas-tugas ini akan sangat mempengaruhi
tingkat keberhasilan mereka ketika sudah berusia setengah baya.
Tugas perkembangan masa dewasa dini
meliputi:
1.
Pekerjaan
Seorang
individu diharapkan sudah mendapatkan suatu pekerjaan yang layak ketika ia
berada pada masa dewasa dini sehingga ia bisa dianggap mampu dan mempunyai
peran atau posisi dalam masyarakat.
2.
Pengakuan Sosial
Masa ini adalah
masa dimana seseorang ingin mendapatkan legalitas dan pengakuan dari
masyarakat/kelompok sekitarnya. Ia menerima tanggungjawab sebagai warga Negara
dan akan bergabung dengan komunitas social yang cocok dengannya.
3.
Keluarga
Pada masa ini
seseorang mulai mencari dan memilih pasangan hidup yang cocok, lalu menikah,
mempunyai anak, kemudian membina rumah tangga. Ia mempunyai peran baru yaitu
sebagai orang tua.
g.
Perkembangan Usia Dewasa awal
o
Perkembangan psikososial dewasa awal
Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Muda
Sebagian besar golongan dewasa muda telah
menyelesaikan pendidikan sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam
pekerjaannya. Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks
dibandingkan dengan masa remaja karena selain
bekerja, mereka akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga
baru, memelihara anak-anak, dan tetap hams
memperhaukan orang tua yang makin tua. Selain
itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan
hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa
sebelumnya. Havighurst (Turner dan Helms, 1995} mengemukakan
tugas-tugas perkembangan dewasa muda, di antaranya
(a) mencari dan menemukan calon pasangan hidup, (b) membina kehidupan rumah
tangga, (c) meniti karier dalam rangka
rnemantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga, dan (d) menjadi warga negara yang
bertanggung jawab.
a. Mencari
dan Menemukan Calon Pasangan Hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda
semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan
tugas reproduksi,yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan
jenisnya,asalkan memenuhi persyaratan yang syah(perkawinan resmi)
b. Membina Kehidupan Rumah
Tangga
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan
bahwa golongan dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap
sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari
panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia
di atas 25 tahun, umum-nya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat
SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau uni-versitas. Selain itu,
sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah
memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mem-persiapkan
dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah
tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah
positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki
kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga hams dapat
membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan
sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan
hidup masing-masing. Mereka juga hams dapat melahirkan, membesarkan, mendidik,
dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik
dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara.
c.
Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan
Ekonomi Rumah Tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU,
akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna
menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan
minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang
baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa
puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn
cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan
mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang
ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut
memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan
itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat
mem-bangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa
muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang
menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan
teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja.
Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi
kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya. melakukan tugas reproduksi,
yaitu mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi
persyarat-an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an
biologis tersebut, mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya
mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan
ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan
menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu,
sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang
berbeda-beda.
d.
Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap
orang yang ingin hidup tenang, damai, dan baliagia di tengah-tengah masyarakat.
Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan
perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti
(1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran,
surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak
(pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak
penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan ke-amanan masyarakat dengan
mengendalikan diri agar tidak ter-cela di mata masyarakat, dan (4) mampu
menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam
kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memper-baiki jalan,
dan sebagainya).Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di
masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup
sendu^ selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian, yaitu
mencari pasangan hidup dan bagian B membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari
atau tidak, bagian C dan D, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas
perkembangan tersebut dengan baik.
o
Perkembangan Kognitif Dewasa Awal
Masa
perkembangan dewasa muda (young adulthood] ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide-pemikiran yang
dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi (universitas/akademi). Mereka
bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan). Karena
itu, mereka beriomba dan bersaing dengan orang lain guna mem-buktikan
kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan
akan selalu ditempuh dan diikuti sebab dengan keberhasilan itu, ia akan
meningkatkan harkat dan martabat hidup di mata orang lain.
Ketika
memasuki masa dewasa muda, biasanya individu telah mencapai penguasaan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan modal itu, seorang individu
akan siap untuk menerapkan keahlian tersebut ke dalam dunia pekerjaan. Dengan
demikian, individu akan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan mampu
mengembangkan daya inisiatif-kreatimya sehingga ia akan memperoleh
pengalaman-pengalaman baru. Dengan pengalaman-pengalaman tersebut, akan semakin
mematangkan kualitas mentalnya.
v
Teori Perkembangan Mental Menurut Turner dan
Helms
Para ahli psikologi
perkembangan, seperti Turner dan Helms (1995) mengemukakan bahwa ada dua
dimensi perkembangan mental, yaitu (1) dimensi perkembangan mental kualitatif (qualitative
mental dimensions] dan (2) dimensi perkembangan mental kuantitatif (quantitative
mental dimensions}.
1.Dimensi
Mental Kualitatif (Qualitative Mental Dimensions)
Untuk mengetahui sejauh
mana kualitas perkembangan mental yang dicapai seorang dewasa muda, perlu
diperbandingkan dengan taraf mental yang dicapai individu yang berada pada
tahap remaja atau anak-anak. Walaupun Piaget mengatakan bahwa remaja ataupun
dewasa muda sama-sama berada pada tahap operasi formal, yang membedakan adalah
bagaimana kemampu-an individu dalam memecahkan suatu masalah. Bagi remaja,
kadang kala masih mengalami hambatan, terutama cara me-mahami suatu persoalan
masih bersifat harfiah, artinya individu memahami suatu permasalahan yang
tersurat pada tuHsan dan belum memahami sesuatu yang tersirat dalam masalah
tersebut. Hal ini bisa dipahami karena sifat-sifat karakteristik kognitif ini
merupakan kelanjutan dari tahap operasi konkret sebelumnya.
Sementara itu, menurut
Turner dan Helms (1995), dewasa muda bukan hanya mencapai taraf operasi formal,
nielainkan telah memasuki penalaran postformal (post-formal reasoning). Kemampuan
ini ditandai dengan pemikiran yang bersifat dialektikal (dialectical
thought], yaitu kemampuan untuk memahami, menganalisis dan mencari titik
temu dari ide-ide, gagasan-gagasan, teori-teori, pendapat-pendapat, dan
pemikiran-pemikir-an yang saling kontradiktif (bertentangan) sehingga individu mampu
menyintesiskan dalam pemikiran yang baru dan kreatif. Gisela Labouvie-Vief
(dalam Turner dan Helms, 1995} setuju kalau operasi formal lebih tepat untuk
remaja, sedangkan dewasa muda mampu memahami masalah-masalan secara logis dan
mampu mencari intisari dari hal-hal yang bersifat paradoksal sehingga diperoleh
pemikiran baru.
Menurut seorang ahli
perkembangan kognitif, Jan Sinnot (1984, 1998, dikutip dari Papalia, Olds, dan
Feldman, 2001), ada empat ciri perkembangan kognitif masa post-formal berikut
ini. a. Shifting gears. Yang dimaksud dengan shifting gears adalah
kemampuan mengaitkan penalaran abstrak (abstracts reasoning) dengan
hal-hal yang bersifat praktis. Artinya, individu bukan hanya mampu melahirkan
pemikiran abstrak, melain-kan juga mampu menjelaskanymenjabarkan hal-hal
abstrak (konsep ide) menjadi sesuatu yang praktis yang dapat diterap-kan
langsung. Dalam hal ini akan dikenal dengan ungkap-an seperti, “This might
work on paper but not in real life”. b. Multiple causality, multiple
solutions. Seorang individu mampu memahami suatu masalah u’dak disebabkan
satu faktor, tetapi berbagai faktor (multiple factors). Karena itu,
untuk dapat menyelesaikannya, diperlukan kemampuan berpikir untuk mencari
berbagai alternatif solusi (divergent thinking). Dengan demikian,
seorang individu tidak berpikir kaku (rigid thinking] pada satu jenis
penyelesaian saja. Oleh karena itu, masa ini dikenal dengan istilah, “Let’s
try it your way, if that doesn’t work, we can try my way”. c. Pragmatism.
Orang yang berpikir postformal biasanya ber-sikap pragmatis, artinya ia
mampu menyadari dan memilih beberapa solusi yang terbaik dalam memecahkan suatu
masalah. Pemikiran praktis yang dilahirkan dalam memecahkan suatu masalah pada
tahap ini harus benar-benar mengenai sasaran (goal oriented). Namun,
dalam hal ini, individu dapat menghargai pilihan solusi orang lain. Sebab, cara
penyelesai- an masalah bagi tiap orang berbeda-beda, tergantung cara orang itu
berpikir. Ungkapan yang tepat untuk masa pragmatisme ini adalah, “If you
want the most practical solution, do this. If you want the quickest solution,
do that”. d. Awareness of paradox. Seorang yang memasuki masa postformal
benar-benar menyadari bahwa sering kali ia me-nemukan hal-hal yang bersifat
paradoks (kontradiktif) dalam mengambil suatu keputusan guna menyelesaikan
suatu masalah. Yang dimaksud paradoks (kontradiktif) adalah penyelesaian suatu
masalah akan dihadapkan suatu dilema yang saling bertentangan antara dua hal
dari masalah tersebut Bila ia mengambil suatu keputusan, keputusan tersebut
akan memberi dampak positif ataupun negatif bagi diri sendiri dan orang lain.
Hal yang positif tentunya akan memberi keuntungan diri-sendiri, tetapi mungkin
akan merugikan orang lain. Atau sebaliknya, hal yang negatif akan merugikan
diri sendiri, tetapi akan memberi keuntungan bagi orang lain. Oleh karena itu,
dibutuhkan keberanian (ketegasan) untuk menghadapi suatu konflik, tanpa harus
melanggar prinsip kebenaran ataupun keadilan. Dalam hal ini, dikenal ungkapan, “Doing
this will give him what he wants, but it will only make kirn unhappy in the
end”.
2.Dimensi Mental Kuantltatif (Quantitative Mental
Dimensions)
Biasanya, menurut Turner
dan Helms (1995), untuk menge-tahui kemampuan mental secara kuantitatif
diperlukan suatu pengukuran yang menggunakan skala angka secara eksak atau
pasti. Dalam suatu penelitian longitudinal yang dilakukan sekitar tahun 1930
dan 1940, ditemukan bahwa taraf inteligensi cenderung menurun. Latar belakang
proses penurunan ini dikarenakan perbedaan faktor pendidikan ataupun status
sosial ekonomi (status of econo-sociafy. Individu yang memiliki latar
belakang pendidikan ataupun status sosio-ekonomi rendah karena jarang
memperoleh tantangan tugas yang mengasah kemampuan kecerdasan sehingga
cenderung menurun kemampuan intelektualnya secara kuann’tauf. Sebaliknya,
individu yang memiliki taraf pendidikan ataupun status sosio-ekonomi yang
mapan, berarti ketika bekerja banyak menuntut aspek pemikiran intelektual
sehingga intelektualnya terasah. Dengan demikian, kemampuan kecerdasannya makin
baik.
v
Tipe-Tipe Intelektual
Sementara itu, setelah
melakukan serangkaian penelitian jangka panjang, para ahli (seperti Baltes dan
Baltes, Baltes dan Schaie, Willis dan Baltes}, menyimpulkan ada beberapa tipe
intelektual, yaitu inteligensi kristal (cristalized intelligence), fleksibilitas
kognitif (cognitive flexibility], fleksibilitas visuo-motor (visuomotor
flexibility], dan visualisasi (visualization) (Turner dan Helms,
1995).
a. Inteligensi kristal adalah
fungsi keterampilan mental yang dapat dipergunakan individu itu, dipengaruhi
berbagai pengalaman yang diperoleh melalui proses belajar dalam dunia
pendidikan. Misalnya, keterampilan pemahaman bahasa (komprehensif verbal/verbal
comprehensive), penalaran berhitung angka (numerical skills), dan
penalaran induktif (inductive reasoning). Jadi, keterampilan kognitif
merupakan akumulasi dari pengalaman individu alcibat mengikuti ke-giatan
pendidikan formal ataupun nonformal. Dengan demikian, pola-pola pemikiran
intelektualnya cenderung bersifat teoretis-praktis (text book thinking).
b. Fleksibilitas kognitif adalah kemampuan individu memasuki dan menyesuaikan
diri dari pemikiran yang satu ke pemikiran yang lain. Misalnya, kemampuan
memahami melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubung-an seksual
dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-an yang sah (perkawinan
resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis tersebut, mungkin akan
ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang
cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk
kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia,
pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan
hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
c. fleksibilitas Visuamotor adalah kemampuan untuk menghadapi suatu masalah dari
yang mudah ke hal yang lebih sulit,yang memerlukan aspek kemampuan
visual/motorik(penglihatan,pengamatan,dan keterampilan tangan)
d. Visualisasi,yaitu
kemampuan individu untuk melakukan proses visual.misalnua,bagaimana individu
memahami gambar-gambar yang sederhana sampai yang lebih kompleks.
o
Perkembangan Fisik Dewasa
Awal
Dewasa Muda sebagai Masa Transisi
1. Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999)
diketahui bahwa dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk
memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai
masa tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang
benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai
seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa
lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan
tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan
mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya
ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat
di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran,
akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan
hukum pidana atau perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan
fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan
kemampuan reproduksi.
2. Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992;
Miller, 1993; Santrock, 1999; Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas
kognitif dewasa muda tergolong masa operational formal, bahkan
kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal (Turner &
Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda
mampu memecahkan masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak,
logis, dan rasional. Dari sisi intelektual, sebagian besar dari mereka telah
lulus dari SMU dan masuk ke perguruan tinggi (uniiversitas/akademi). Kemudian,
setelah lulus tingkat universitas, mereka mengembangkan karier untuk meraih
puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, dengan perubahan zaman yang
makin maju, banyak di antara mereka yang bekerja, sambil terns melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana. Hal ini mereka lakukan
sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang ditandai dengan
masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan sosialnya.
3. Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti
hubungan dengan pacarnya (dating), untuk segera menikah agar dapat
membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga yang bam, yakni ter-pisah dari
kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga yang baru inilah,
masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki peran ganda,
yakni sebagai individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai ayah
atau ibu bagi anak-anaknyal Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga, sedangkan
seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa me-, ninggalkan tugas karier
tempat mereka bekerja Namun demikian, l tak
sedikit seorang wanita mau meninggalkan kariernya untuk • menekuni tugas-tugas
kehidupan sebagai ibu rumah tangga (domestic tasks), agar dapat
mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota masyarakat,
mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya dalam kegiatan
pen-didikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.
Aspek-aspek Perkembangan Fisik
Aspek-aspek perkembangan fisik meliputi:
1. Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku
pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha menyalurkan seluruh potensinya
untuk mengembang-kan diri melalui jalur karier. Kehidupan karier, sering kali
me-nyita perhatian dan energi bagi seorang individu. Hal ini karena mereka
sedang rnerintis dan membangun kehidupan ekonomi agar benar-benar mandiri dari
orang tua. Selain itu, mereka yang menikah hams rnemikirkan kehidupan ekonomi
keluarga. Oleh karena itu, mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa,
seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
2. Ketekunan
Untuk dapat mencapai
kemapanan ekonomis (economically established), seseorang harus memiliki
kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika menemukan posisi kerja yang
sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang pendidikannya, mereka umumnya
akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerja-annya dengan baik, Ketekunan
merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam meraih suatu karier pekerjaan.
Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga yang baik
pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan ekonomi seseorang
pun suram. Namun, tak sedikit seorang individu yang belum cocok dengan pekerjaan
dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka segera pindah dan
mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya dilakukan mereka
yang masih membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah menikah, umumnya
akan menekuni bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih pas-pasan, dengan
alasan sulimya mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut dibayangi kegagalan.
3. Motivasi
Maksud dari motivasi di
sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri sendiri untuk dapat meraih
keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi yang dimaksudkan
ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi Internal, biasanya
ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan eksternal,
arSnya seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai suatu
tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh hambatan atau
rintang-an dari lingkungan eksternal.
o
Perkembangan emosi Dewasa
awal
Orang dewasa
awal yang matang secara emosi dapat dilihat dari kemandirian emosi. Dan orang ini tidak mudah terpanguruhi oleh emosi orang lain. Dan dapat menampakan kontrol
emosi yang tinggi seperti sabar. Dan dapat menampakkan kontrol emosi yang tinggi seperti sabar, gembira. Usia dan tenang dalam menghadapi masalah
kesulitan apapun. Juga selalu berfikir positif. Baik dalam masalah ataupun karir.
a. Emosi yang menonjol.
Pada masa
dewasa emosi yang paling berperan adalah emosi cinta. Emosi cinta merupakan tingkah laku
yang bidangnya sangat luas dan kompleks. Pada masa ini ada beberapa jenis cinta yang harus tumbuh dalam diri seseorang, yaitu cinta
altruistik, cinta teman sejati, cinta erotik tau romantis dan cinta penuh kasih sayang.
b.
emosi kesepian
Keadaaan
perkembangan emosi yang menyimpang adalah emosi kesepian. Sebagian orang dewasa akan mengalami kesepian dalam kehidupannya. Dia merasa tidak ada
orang yang tertarik atau mau bersahabat dengannya.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesepian dalam kehidupan orang dewasa adalah :
1.
kurang mendapatkan kasih sayang pada
masa bayi dan kanak-kanak
2.
kekurangan waktu dalam membina
keakraban dengan sesama atau lawan jenis.
3.
pengalaman yang
menyakitkan ditolak oleh orang tua dalam membina hubungan akrab atau kehilangan orang yang dikasihi (orang tua atau kekasih)
4.
kurang
keterampilan untuk membina keakraban dengan orang lain.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian (Peplau dan
Perlman : 1982) adalah :
1.
mengubah hubungan sosial yang telah
ada
2.
mengubah kainginan sosial dan
kebutuhan
3.
cobalah konsultasi kepada konselor
untuk mengetahui cara-cara membina hubungan sosial dan mengatasi kesepian.
1.4. Kesehatan
Dewasa Awal
v
Pengertian Kesehatan
Organisasi bangsa-bangsa
yang mengurusi masalah kesehatan dunia (WHO-Word Health Organization), memberi
definisi mengenai kesehatan. Menurut WHO yang dimaksud dengan sehat (healthy)
adalah kondisi sehat sejahtera baik secara fisik, mental maupirn sosial
yang ditandai dengan u’dak adanya gangguan-gangguan atau simtom-simtom
penyakit, seperti keluh-an sakit fisik, keluhan emosional (Papalia, Olds, dan
Feldman, 1998; Sarafino, 1994).
Kondlsi kesehatan seseorang
berhubungan erat dengan beberapa kebiasaan perilaku individu yang bersangkutan.
Untuk mencapai kehidupan yang sehat, diperlukan kebiasaan-kebiasaan perilaku
yang sehat pula. Ada beberapa perilaku sehat yang dapat menopang kesehatan
seseorang, di antaranya (1) makan secara teratur (tiga kali: sarapan, makan
siang, dan makan malam, tidak termasuk snack); (2) perlu mengonsumsi
makan-makanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi, protein, vitamin,
karbohidrat, mineral, zat besi), misalnya empat sehat lima sempuma; (3)
melakukan aktivitas secara seimbang antara kegiatan bekerja/belajar dengan
kegiatan olahraga; (4) pola tidur yang sehat dan normal selama 7-8 jam; (5)
membiasakan diri untuk tidak merokok; (6) membiasakan diri untuk tidak
mengonsumsi narkoba (narkotik, alkohol, dan obat-obatan); (7) tidak mengonsumsi
makanan yang mengandung kolesterol tinggi {daging sapi/kambing, fast-food/sea
food (udang, cumi). Individu yang secara tekun mengikuti
kebiasaan-kebiasaan tersebut, umumnya akan memiliki taraf kondisi kesehatan
yang baik daripada individu yang tidak melakukannya. Para tokoh terkenal di
dunia (dalam Liwijaya-Kuntaraf & Kuntaraf, 1995), yang hidup sehat dan
berumur panjang, di antaranya Mahataia Gandhi (tokoh kemerdekaan India),
Benyamin Franklin (tokoh keinerdekaan Amerika Serikat), Albert Einstein (penemu
teori relativitas sehingga memunculkan bom atom), Martin Luther (reformator
Gereja Protestan), Leonardo da Vinci (pelukis dan pemahat abad ke-13), Isac
Newton (ilmuwan flsika dari higgris}, Charles Darwin (tokoh penemu teori
evolusi), dan Francis Voltaire (filsuf dari Francis), umumnya menjalankan
rahasia hidup sehat dengan membiasakan diri untuk mengonsumsi makan sayur-mayur
(vegetarian) dan menghindari makan-makanan dari daging-dagingan.
v
Perilaku dan Status Kesehatan
Status kesehatan seseorang
sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola kebiasaan perilaku orang tersebut.
Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi pengaruh positif pada kesehatannya,
sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung memberi dampak negatif. Akibatnya,
individu mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb (dalam Sarafino, 1994)
mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk mengatasi suatu penyakit dan
menipertahankan taraf kesehatan, yakni (1} health behavior; (2) illness
behavior; (3) sick-role behavior.
·
Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu
yang diyakini akan dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu
penyakit atau menanggulangi ganggu-an penyakitnya.
·
Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang
sakit, guna memperoleh informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya
sehat kembali.
·
Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses
penyembuhan dari rasa sakitnya.
v Masalah Kesehatan pada dewasa awal
1.
Masalah Fisiologis
Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama minimum.
Akan tetapi, gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka pada resiko penyakit
atau kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir. Dewasa tengah mungkin juga
rentan secara genetic terhadap penyakit kronis tertentu seperti DM dan
hiperkolesterolemia keturunan ( Price dan Wilson, 1992 )
Factor resiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya
hidup dan riwayat keluarga. Factor-faktor ini
mempunyai kategori sebagai berikut,
o
Kematian
dan cedera karena kekerasan
o
Penyalahgunaan
zat
o
Kehamilan
yang tidak diinginkan
o
Penyakit
menular seksual
o
Factor
lingkungan dan pekerjaan
o
Gaya
hidup
2.
Masalah
psikososial
Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan dengan
stress, seperti stress karena pekerjaan dan keluarga.
o
Stres
pekerjaan
Stress pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu.
Stress situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki
tempat pekerjaan, tenggat waktu hampir dekat, atau diberi tanggungjawab yang
baru.
o
Stress
keluarga
Stresor keluarga dapat terjadi setiap waktu dalam kehidupan keluarga.
Kehidupan keluarga ada puncaknya, ketika setiap orang dalam keluarga bekerja
sama dan sampai pada lembahnya, ketika setiap orang dalam keluarga memisahkan
diri. Stresor situasi terjadi pada peristiwa
seperti kelahiran, kematian, penyakit,dll.
E.
DEWASA
TENGAH & AKHIR
Fase
dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman hidup dan
membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk
menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan
perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus
dan sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa
mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan
hygiene yang baik.
1.
Teori perkembangan Dewasa Tengah
a. Masalah fisiologis
o
Stress
o
Adanya
penyakit kronis
o
Tingkat
kesejahteraan
o
Membentuk
kebiasaan sehat yang positif
b. Masalah Psikososial
o
Ansietas
Ansietas adalah fenomena maturasi kritis yang berhubungan dengan
perubahan, konflik dan pengendalian lingkungan yang diterima (Haber et al,1992)
o
Depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang dimanifestasikan dalam
berbagai cara.
4.
Fase Dewasa Akhir
Fase Dewasa akhir (41-50/55
tahun) ditandai karya produktif,
sukses-sukses, berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa
ini dapat dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.
Masalah-masalah yang mungkin muncul
yaitu
a.
Menurunnya keadaan jasmaniah
b.
Perubahan susunan keluarga
c.
Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru
dalam bidang pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu
d.
Penurunan fungsi tubuh
Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi pegawai menghadapi
sepi dan masa memasuki peniun. Biasanya ada PPS (Post Power Sindrom) misalnya
biasa seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan ini,
individu mengalami PPS. Miasalnya adalah
a.
Tingkat perkembangan yang mundur
b.
Tidak ada kesempatan untuk mempelajari
tugas-tugas perkembangan
c.
Tidak ada motivasi
d.
Kesehatan yang buruk
e.
Cacat tubuh
f.
Tingkat kecerdasan yang rendah
g.
Tingkat adaptasi yang jelek
Masalah-masalah psikososial
a.
Ansietas
Fenomena maturasi kritis yang
berhubungan dengan perubahan, konflik dan pengendalian lingkungan yang diterima
(Habert at al, 1992)
b.
Depresi
Gangguan alam perasaan yang
dimanifestasikan dalam berbagai cara (Habert at al,1992)
Tugas- tugas pada perkembangan
Dewasa
a.
Tugas perkembangan masa dewasa awal
o
Memilih pasangan hidup
o
Belajar hidup dengan suami atau istri
o
Memulai kehidupan berkeluarga
o
Membimbing dan merawat anak
o
Mengolah rumah tangga
o
Memulai suatu jabatan
o
Menerima tanggung jawab sebagai warga negara
o
Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik
b.
Tugas Perkembangan masa setengah baya
o
Memperoleh tanggung jawab sosial dan warga
negara
o
Membangun dan memperthankan standar ekonomi
o
Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa
yang bertanggung jawab dan bahagia
o
Membina kegiatan pengisi waktu senggang orang
dewasa
o
Membina hubungan dengan pasanga hidup sebagai
pribadi
o
Menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan fisik sendiri
o
Menyesuaikan diri dengan pertambahan umur
c.
Tugas perkembangan orang tua
o
Menyesuaikan diri dengan menurunya kesehatan dan
kekuatan fisik
o
Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan
menurunya pendapatan
o
Menyesuaikan diri yterhadap meninggalnya
suami/istri
o
Menjalin hubuingan dengan perkumpulan manusia
usia lanjut
o
Memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga
negara
o
Membangun kehidupan fisik yang memuaskan Menurut Havighurst setiap tahap
perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan aspek-aspek lainya,
yaitu fisik, psikis serta emosional, moral dan sosaial.
F. Proses Keperawatan
1.
Diagnosa
keperawatan
Pengkajian kep. Pd dewasa awal a/ tengah merupakan kumpulan
defenisi karakteristik yg mengindikasi diagnosa kep. Potensial dan aktual.
Pernyataan diagnosa tidak dpt dibuat tanpa defenisi karakteristik yg sesuai yg
memneri rasional pd diagnosa kep. Pernyataan diagnosa kep. Harus mencakup
penyebab yg diperkirakan a/ etiologi suatu pernyataan. Perawat menggunakan
pemikiran kritis u/ mengembangkan rencana yg difokuskan pd menghilangkan
etiologi masalah melalui intervensi kep.
2.
Perencanaan
Identifikasi dan perumusan diagnosa keperawatan diikuti oleh
pengembangan rencana Askep. Ketika
perawat memberikan askep kpd px, maka perawat harus mengetahui kebutuhan klien,
keluarga, dan komunitas adalah saling berhubungan untuk setiap diagnosa, perawat merupakan pasangan dan keluarga
u/ mengidentifikasi tujuan perawatan dan hasil yg diharapkan. intervensi
kep. Dilakukan individual pada klien dimodifilasi sesuai dengan askep. Selama
mengembangkan rencana, perawat jg harus mempertimbangkan keb. Perkembangan
klien
Tujuan Kep. Pd dewasa adalah
§ Memperbaiki
pengetahuan tentang dampak faktor resiko pd tingkat kesehatan
§ Memperbaiki
aktivitas peningkatan kesehatan
§ Memperbaiki
komunikasi dalam struktur keluarga
3.
Implementasi
Intervensi kep. Pada dewasa awal atau tengah secara umum
mengubah kebiasaan hidup sehat dan pengajaran
peningkatan
4.
Evaluasi
Kesuksesan perawat dan klien dalam mencapai tujuan ditentukan
selama evaluasi, oleh karena itu ketika perawat mengevaluasi rencana perawatan,
penting u/ menentukan apakah tercapai perilaku atau respon s klien yg
diharapkan yg teridentifiksi dalam pernyataan tujuan
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a.
Usia dewasa awal dimulai dari 21 tahun sampai 40
tahun
b.
Usia dewasa tengah mulai dari 40 tahun samapi 55
tahun
c.
Factor eksternal lain yang mempengaruhi
pertumbuhan manusia yaitu perkembangan teknologi, imigrasi.
d.
Stabilitas yang besar pada usia tenang adalah
bahwa pada usia itu, seseorang sudah mengalami kestabilan segala sesuatu. Jadi
jika ada masalah dia sudah mampu mengahadapinya dengan tenang karena sudah
siap.
e.
Yang dilakukan jika adanya hambatan dalam
tumbang dewasa adalah menperkecil hambatan tersebut dengan cara mengenali apa
saja penghambatnya sehingga dengan demikian kita dapat mengurangi dampak
negative dari hal itu sehingga tumbang tetap berjalan dengan baik.
f.
Yang perlu dikaji untuk mengatasi masalah pada
usia dewasa yaitu psikososial, fisiologis
g.
Peran perawat untuk memberikan motivasi kepada
sesorang untuk memperhatikan kesehatannya dan lingkungannya adalah dengan cara
menjelaskan kepadanya bahwa kesehatan itu sangat penting dan jika tidak
memperhatikan kebersihan maka akan banyak penyakit dan keluarga atau dirinya
akan mengalami banyak masalah dalam bentuk kesehatan terutama. Satu hal yang
perlu diingat bahwa pada masa dewasa awal dan tengah ini dia suadah tau mana
yang baik bagi dia dan mana yang tidak baik bagi dirinya jadi dia sudah tau
bahwa jika ia tidak melakukan budaya sehat maka ada banyak penyakit yang
menggangu kesehatannya. Walaupun kita mati-matian member atau mengatakan hal
yang baik bagi kesehatannya jika ia tidak mau berubah , maka dia tidak akan
berubah.
h.
Lingkungan dapat mempengaruhi tumbang karena
jika kita berada pada tempat yang baik maka kita akan meniru hal yang baik,
sebaliknya jika kita berada pada lingkungan yang tidak baik maka sikap kitapun
akan mengikuti lingkungan yang berada disamping kita karena yang selalu kita
lihat adalah hal-hal yang berada dilingkungan kita.
B.
Usul dan Saran
Usul : untuk
memahami lebih lanjut tentang perspektif dewasa ini, kami penulis
mengusulkan agar pembaca tidak bosan membca dan melaksanakannya.
Saran : bagi pembaca makalah ini, jangan hanya dibaca tapi
dilaksanakan
AYOO SERBUU GAN MUMPUNG GRATIS DAN MURAH
ReplyDeleteADU BANTENG, Sabung Ayam, Sportbook, Poker, CEME, CAPSA, DOMINO, Casino
Modal 20 rb, hasilkan jutaan rupiah
Bonus 10% All Games Bolavada || Bonus Cashback 10% All Games Bolavada, Kecuali Poker ||
FREEBET AND FREECHIP 2017 FOR ALL NEW MEMBER !!! Registrasi Sekarang dan Rasakan Sensasi nya!!! ONLY ON : BOLAVADA(dot)com
BBM : D89CC515
sabung ayam
agen terpercaya
bandar judi